Sebuah Jaket Berlumur Darah
Taufik Ismail
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN!
Terima Kasih Pahlawan
Rayhandi
Kuucapkan terima kasih untuk kalian yang di sana
Yang mati karena berani
Yang mati karena yakin
Yang mati karena benar
Kuucapkan terima kasih
Untuk jasad yang sekarang menjadi abu
Karena kalian kami merdeka
Karena kalian merah putih tegak di pucuk langit garuda Menjulang menjadi bukti darah dan nyawa telah tertaruh
Kuucapkan terima kasih
Untuk keberanian kalian
Keberanian yang tumbuh di dasar hati
Menjalar merenggut darah Tiada takut kalian berperang Bahkan matipun mau dikau
Kuucapkan terima kasih
Untuk setiap doa
Doa yang setiap hitam terbang ke langit
Doa yang tiada henti hentinya kalian tasbih
Untuk kami, Indonesia mendatang
Kuucapkan terima kasih
Tanah yang kami injak
Air yang kami minum Adalah
darah dan nyawa
Yang dulu melayang
Kuucapkan terima kasih
Sekali lagi, kuucapkan terima kasih
Untuk kalian yang sekarang sudah di surga
Tersenyum melihat garuda terbang tinggi
Kuukir Namamu, Pahlawan
M. Taufiq Affandi
Seperti awan merajut hujan
kusulam namamu di langitku
langit yang Allah bentangkan melalui perihmu
oksigen segar kemerdekaan
yang mengalir dari sesak dadamu
kuhirup seperti aliran sungaisurgawi
Seperti akar merambat tanah
kuukir namamu, Pahlawan
dalam-dalam
bukan untuk kukenang
bukan untuk menghiasi bilikku
namun, petuah perjuangan bagiku
Apa yang menggerakkan beranimu?
Apa yang mendobrak takutmu?
Di mana gentar itu?
Tentu saja… tentu saja… ia sirna
pada detik cintamu pada Indonesia terusik
pada detik itu… kekuatan yang tak tampak menguatkanmu
Aku akan berdiam sejenak
di tendamu malam ini
beberapa saat saja
hingga kulitku merasakan dinginmu
dan perutku merasakan laparmu
mataku merasakan perihmu
Lalu aku akan mengambil
sisa-sisa aura kosmosmu yang menjejak
kuserap dalam pori-poriku
kuhirup sekuat-kuatnya
hingga mengalir ke dalam nadiku
hingga kuharap kau tahu, kini aku yang jaga merdeka itu
Kuukir namamu, Pahlawan
pada gunung, pada laut
pada udara, pada puisi burung
di tiap huruf namamu, Pahlawan
ada suku kata merdeka
ada doa… untukmu
Kuukir namamu, Pahlawan pada gunung, pada laut pada udara, pada puisi burung di tiap huruf namamu, Pahlawan ada suku kata merdeka ada doa… untukmu
Surabaya
Mustofa Bisri
Jangan anggap mereka kalap
jika mereka terjang senjata sekutu lengkap
Jangan dikira mereka nekat
Karena mereka cuma berbekal semangat
Melawan seteru yang hebat
Jangan sepelekan senjata di tangan mereka
Atau lengan yang mirip kerangka
Tengoklah baja di dada mereka
Jangan remehkan sesobek kain di kepala
Tengoklah merah putih yang berkibar
Di hati mereka
Dan dengar pekik mereka
Allahu Akbar!
Dengarlah pekik mereka
Allahu Akbar!
Gaungnya menggelegar
Mengoyak langit
Surabaya yang murka
Allahu Akbar
Menggetarkan setiap yang mendengar
Semua pun jadi kecil
Semua pun tinggalseupil
Semua menggigil
Surabaya,
O, kota keberanian
O, kota kebanggaan
Mana sorak-sorai takbirmu
Yang membakar nyali kezaliman?
Mana pekik merdekamu
Yang menggeletarkan ketidakadilan?
Mana arek-arekmu yang siap
Menjadi tumbal kemerdekaan
Dan harga diri Menjaga ibu pertiwi
Dan anak-anak negeri
Ataukah kinisemuanya ikut terbuai
Lagu-lagu satu nada
Demi menjaga
Keselamatan dan kepuasan
Diri sendiri
Allahu Akbar!
Dulu Arek-arek Surabaya
Tak ingin menyetrika Amerika
Melinggis Inggris
Menggada Belanda
Murka pada Gurka
Mereka hanya tak suka
Kezaliman yang angkuh mereja-lela
Mengotori persada.
Mereka harus melawan
Meski nyawa yang menjadi taruhan
Karena mereka memang pahlawan
Surabaya
Di manakah kau sembunyikan
Pahlawanku?
Terbentuknya lulusan yang berprofil pelajar pancasila, kompetitif, inovatif, unggul dalam IMTAQ dan IPTEK, serta budaya peduli lingkungan.
Jl. Rd. H. Mulya RT. 01 RW. 02, Pusakasari, Kec. Leles, Kab. Cianjur Prov. Jawa Barat
smk.azzarkasyih@gmail.com
081572343466
©
SMK Az-Zarkasyih.
All Rights Reserved.
Designed by
HTML Codex
Distributed By:
ThemeWagon